Jumat, 08 Februari 2008

PENTINGNYA MULTIMEDIA DI SEKOLAH

PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan ilmu dan tekonologi begitu pesatnya, laju perkembangan itu demikian luasnya hingga hampir mencakup seluruh kehidupan manusia. Khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi inilah yang melatarbelakangi perlunya penerapan iptek di bidang pendidikan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang mencetak kader-kader pembangunan bangsa dituntut dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi saat ini. Tantangan bagi sekolah untuk bisa menciptakan anakanak didik yang mengenal dan mampu mengatasi ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagi sebagian orang atau masyarakat beranggapan bahwa pembelajaran multimedia dengan menggunakan perangkat komputer dan perlengkapannya termasuk barang mewah dan hanya sekolah tertentu saja yang dapat menerapkannya.
Namun demikian bila sekolah telah memilikinya, maka tidak ada salahnya pengenalan / penggunaan teknologi maju dianjurkan untuk dimanfaatkan.
Di zaman sekarang ini seorang siswa yang trampil dan cerdas sangat bisa jadi pengetahuan akan teknologi informasi dan komunikasi jauh melebihi kemampuan guru-gurunya. Di sisi lain perkembangan Iptek tersebut juga harus lebih dikenalkan kepada siswa-siswa agar tidak tertinggal pengetahuannya akan teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena itu seorang guru pada era sekarang ini dituntut mampu mengembangkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan tidak ketinggalan zaman. Sangat disayangkan bila terdapat situasi pengenalan dan pengetahuan komputer siswa lebih dulu atau bahkan lebih pintar daripada guru-gurunya.
Dengan kondisi di atas penulis sengaja memilih Pembelajaran Multimedia sebagai judul dalam penulisan karya tulis ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan rasa keingintahuan pembaca terhadap perangkat multimedia sebagai sarana pembelajaran siswa. Sekaligus mengantisipasi akan makin pesatnya kemajuan Iptek di segala bidang.
Guru mengajar di dalam kelas adalah untuk mendidik dan mengajar. Dalam mengajar seorang guru bertanggung jawab penuh agar bahan yang diajarkan itu dapat diterima oleh siswa dengan baik dan benar.
Pada dasarnya suatu kegiatan belajar mengajar ( KBM ) di dalam kelas dapat diterapkan dalam berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran disajikan oleh guru dengan harapan siswa sebagai subyek didik dapat menerima bahan pelajaran itu dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan.
Apabila dalam penyampaian pelajaran seorang guru selalu menggunakan metode yang konvensional dan dilakukan terus menerus tanpa adanya variasi dalam pembelajaran, dapat dimungkinkan akan menemui kejenuhan karena tidak ada warna baru dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.
Pembelajaran multimedia menjawab permasalahan tersebut.

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dalam pembelajaran multimedia :
1. Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa.
2. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru itu sendiri
maupun siswa.
3. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi belajar
anak lebih meningkat.
4. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang Iptek di bidang pendidikan.
5. Mengikuti perkembangan Iptek.

PEMBELAJARAN MULTIMEDIA
Yang dimaksud dengan Pembelajaran Multimedia adalah suatu kegiatan belajar mengajar di mana dalam penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa, guru menggunakan atau menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran.
Adapun media pembelajaran itu sangatlah beraneka macam, baik itu dalam bentuk media cetak, media / alat peraga ataupun media elektronik.
Media cetak sudah sangat lazim bagi guru maupun siswa, media cetak meliputi buku paket, buku referensi, majalah, tabloid, koran, atlas / peta atau mediamedia cetak lainnya. Alat peraga meliputi model / bentuk, globe, relief, gambar bagan, alat musik, dll. Sedang media elektronik meliputi TV, Radio, Tape Recorder, OHP, Komputer, LCD Proyektor, Slide, dll.
Secara khusus penulis membatasi permasalahan ini dengan pembahasan penggunaan media elektronik / komputer, berikut dengan pemanfaatan hardware, software dan alat - alat pendukung lainnya dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Komputer merupakan suatu alat yang canggih dan lengkap, karena dengan satu unit komputer yang baik dapat difungsikan untuk berbagai keperluan, dan seorang guru yang jeli tentunya dapat memanfaatkan perangkat canggih tersebut untuk keperluan pembelajaran.
Bagi sekolah-sekolah yang sudah cukup mampu untuk mengadakan ala-talat tersebut, sudah semestinya guru-guru dianjurkan supaya dapat memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran. Karena disamping guru memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran. Pembelajaran multimedia ini juga akan terasa menyenangkan bagi siswa. Dan yang tak kalah pentingnya adalah metode pembelajaran seperti ini sangat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

SEKILAS TENTANG PERANGKAT MULTIMEDIA.
Berdasarkan pengalaman dalam proses kegaiatan belajar mengajar di dalam kelas dapat memanfaatkan media elektronik berupa OHP dan sarana komputer beserta perangkat pendukung
lainnya. Untuk pembahasan makalah ini penulis hanya membatasi pada perangkat multimedia komputer. Pembahasan ini pun sebatas pada pengetahuan yang penulis ketahui saja.
Perangkat multimedia komputer hanyalah sebuah alat proses pengolah data saja ( hardware ), sedang yang berperan dalam pembelajaran adalah perangkat-perangkat lunak yang disebut dengan software. Sebuah komputer dapat bekerja atau dijalankan karena terdapat software di dalamnya. Software meliputi sistim operasi dan berbagai program aplikasi.
Program aplikasi dalam komputer berbasis Windows, meliputi program pengolah kata, program pengolah angka, program untuk presentasi, program design grafis, program internet, program pengolah foto atau film dan lain-lain.
Beberapa program-program tersebut jika dipadukan dengan baik dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran multimedia, sebuah komputer harus dapat bekerja dengan baik dan optimal. Komputer yang baik adalah komputer yang dapat bekerja dalam mengolah data / mengakses data dengan cepat. Perkembangan saat ini telah dimunculkan komputer generasi terbaru yang mampu mengolah / mengakses data dengan sangat cepatnya. Kecepatan kerja sebuah komputer tergantung dari tipe prossessor yang terdapat di dalamnya,
misalnya komputer tipe Pentium IV dengan kecepatan prossessor lebih dari 3 atau 4 Gigaherz.
Sarana pendukung yang terkait dengan perangkat komputer ( lazim disebut perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi ) adalah alat untuk menayangkan kerja sebuah sistim komputer. Alat itu dapat berupa layar monitor atau LCD Proyektor. Kemudian untuk informasi suara alat pendukungnya berupa Speaker dan Microphone.

MENGENAL SOFTWARE SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN.
Terdapat banyak software dalam sistim komputer. Apabila kita membutuhkan sebuah software dan ternyata kita tidak menemukannya dalam komputer, maka yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah menginstallnya ke dalam sistim komputer kita.
Untuk menjalankan program aplikasi dan menggabungkannya dengan program aplikasi yang lain, perlu dibutuhkan ketrampilan khusus dalam penguasaan teknologi ini. Seorang guru yang mampu menggunakan komputer saja belumlah cukup untuk mendesain sebuah pembelajaran. Ketrampilan dan pengetahuan tentang seni tata warna dan design grafis tampilan juga perlu dikuasai oleh seorang guru.
Macam software dalam komputer berbasis Windows yang dapat diterapkan dalam pembelajaran multimedia, misalnya Microsoft Office ( Ms.Word, Ms. Excel, Ms. Powerpoint ), software Design Photo dan Editing Film dan lain-lain.
Namun secara umum program yang sering dipakai dan dikombinasikan guru dalam pembelajaran adalah Microsoft Powerpoint, Editing gambar dan editing film dengan perangkat tambahan / pendukungnya berupa speaker, microphone, LCD Proyektor dan screen proyektor ataupun jaringan LAN.

1. Program Presentasi.
Program ini merupakan program aplikasi yang sering penulis terapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Program presentasi termasuk salah satu paket dalam Software Microsoft Office, yaitu Ms. Power Point. Dengan menggunakan program ini guru dapat membuat perencanaan pembelajaran dengan kombinasi tampilan yang menarik dan penuh warna.
Jika guru mampu dan trampil tampilan untuk pembelajaran juga dapat disisipi / dipadukan dengan gambar-gambar animasi, suara atau link-link yang menghubungkan satu program aplikasi dengan program aplikasi lainnya.
Secara singkat dapat diuraikan bahwa program aplikasi Ms. Power point ini dapat dimanfaatkan guru untuk mendesign suatu model pembelajaran.

2. Program Editing Gambar.
Program ini sangat berguna untuk mengatur gambar yang akan ditampilkan dalam program presentasi. Adakalanya kita hanya membutuhkan suatu bagian dalam sebuah gambar yang dibutuhkan saja, sehingga gambar yang tidak diperlukan ditiadakan. Dengan program editing inilah kita gunakan untuk tujuan tersebut di atas. Gambar yang telah kita buat juga dapat disesuaikan dengan keinginan kita, misalnya merubah ukuran gambar, menambah atau mengurangi kecerahan gambar, dan lain-lain. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk mampu berkreasi dan mempunyai jiwa seni yang cukup.

3. Program Editing Film.
Di dalam program Ms. Power Point, guru dapat membuat hubungan atau link yang berfungsi menjalankan sebuah program aplikasi film.
Terkadang sebuah film dirasa terlalu panjang durasinya, padahal seorang guru hanya membutuhkan pada bagian tertentu saja.Program editing film memberikan fasilitas untuk memotong bagian
film yang diperlukan saja. Sekaligus dapat digunakan untuk mengatur suara dengan beberapa tipe atau bahkan dapat digunakan untuk memadukan gambar dengan suara kita sendiri.
Secara khusus penulis masih perlu belajar lagi dalam hal penguasaan materi penggabungan film dengan suara yang dihasilkan sendiri.

PENTINGNYA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA.
Ada banyak metode atau media pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, salah satunya adalah pembelajaran dengan multimedia. Tetapi masih sangat sedikit guru-guru yang menerapkan pembelajaran multimedia, hal ini disebabkan terbatasnya perangkat multimedia yang dimiliki di sekolah-sekolah.
Namun demikian pembelajaran dengan multimedia adalah satu-satunya cara pembelajaran sambil mengenalkan perangkat teknologi modern atau maju, dalam hal ini komputer.
Tantangan besar bagi dunia pendidikan untuk tidak membutakan pengetahuan anak didik terhadap perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini. Sangat disayangkan bila anak didik kita tidak mengenal atau tidak tahu dengan pesatnya kemajuan teknologi tersebut. Dan lebih disayangkan lagi apabila di suatu sekolah telah tersedia perangkat teknologi maju ( komputer ), jaringan internet
tetapi tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan pengetahuan.
Pengetahuan akan perangkat multimedia dan sarana pendukung lainnya, sangat dibutuhkan di masa-masa sekarang ini. Pengetahuan tentang perangkat multimedia dan kemampuan dalam memanfaatkannya adalah suatu kebutuhan baik untuk guru maupun siswa. Jika kita tidak mengikuti
perkembangan Iptek yang sedang terjadi, kita akan selalu menjadi orang yang tertinggal dan paling belakangan dalam pengetahuan Iptek.

PENUTUP
Dari uraian yang singkat di atas dapat disimpulkan bahwa, guru menyampaikan bahan pelajaran ke peserta didik dengan harapan materi yang disampaikan itu dapat diterima dengan baik dan memberikah hasil yang memuaskan.
Adapun cara dalam penyampaian tersebut sangat beraneka ragam. Tetapi perlu di catat bahwa wawasan pengetahuan siswa juga perlu mendapat perhatian yang cukup. Dalam hal ini pembelajaran multimedia memberikan sumbangan wawasan pengetahuan akan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa memperoleh pengetahuan materi pelajaran yang tentunya disajikan dengan tampilan yang berbeda, menarik dan menyenangkan, juga memberikan contoh dalam mengolah informasi yang sesuai dengan perkembangan iptek yang semakin maju. Selanjutnya secara tidak langsung dapat mempengaruhi / memberi motivasi siswa untuk lebih dalam mengetahui dan mempelajarinya.
Dunia yang selalu berubah dan berkembang pesat, kenapa kita hanya
terpaku pada satu sistim saja dalam pembelajaran ?

Diambil dari berbagai sumber mata air.....

PROJECTOR LCD

Proyektor LCD

Beragam istilah teknis akan Anda jumpai saat melihat data spesifikasi dari peranti proyeksi. Setidaknya, ada sembilan istilah yang paling sering (baca: pasti) Anda temui saat menyinggung tentang proyektor. ANSI Lumens. Istilah ini wajib diketahui bagi calon pembeli, dan sebaiknya juga dijelaskan oleh si penjual saat proses jual beli. ANSI sendiri adalah sistem pengukuran standar proyeksi gambar, yang dibuat oleh American National Standards Institute. Lumens sendiri adalah istilah industri untuk mengukur kecerahan (brightness) layar dan gambar yang diproyeksikan.
Caranya, sebuah gambar di area 1 m dibagi dalam 9 bagian. Cahaya diukur dari tengah setiap segmen, lalu dirata-rata. Satuan pengukurannya memakai ANSI Lumens. Semakin besar jumlah pemirsa, sebaiknya nilai lumens proyektor harus semakin tinggi, agar hasil proyeksi terlihat optimal.
Contohnya, 50 pemirsa cukup dengan proyektor 800 ANSI lumens, tetapi 1.000 pemirsa harus memakai setidaknya yang berkapasitas 5.000 ANSI lumens. Berikutnya adalah Resolution, yang didefinisikan dengan jumlah titik yang mampu diproyeksikan untuk membentuk sebuah gambar, dan dinyatakan dengan jumlah picture elements (pixel) horizontal dikalikan dengan yang vertikal. Semakin tinggi tingkat resolusi, semakin tinggi pula detil gambar yang dapat tersaji.
Setiap proyektor memiliki resolusi sendiri-sendiri (kadang disebut true resolution). Yaitu jumlah maksimum dari pixel sesungguhnya yang dapat disajikan secara individual. Jadi sebuah proyektor SVGA dalam sekali waktu hanya dapat menampilkan 480.000 pixel.

Berikut daftar tingkatan resolusi: VGA (Video Graphics Array): 640 x 480 pixel, SVGA (Super VGA): 800 x 600 pixel, XGA (Extended Graphics Array): 1.024 x 768 pixel, SXGA (Super XGA): 1.280 x 1.024 pixel, WXGA ( XGA): 1 .366 x 768 pixel, UXGA (Ultra XGA): 1 .600 x 1 .200 pixel, dan WUXGA ( Ultra XGA): 1.920 x 1.200 pixel. Menyangkut jenis, istilah DLP perlu kita pahami. Singkatan dari Digital Light Processing ini merupakan satu dari dua jenis tampilan standar pada poyektor. Teknologi dengan cermin yang dikembangkan Texas Instruments ini memodulasikan cahaya dari lampu dan mengirimkan sinyal cahaya ke lensa, lalu meneruskannya ke Layar. Lainnya adalah LCD, singkatan dari Liquid Crystal Display.
Jenis lain dari tampilan standar pada proyektor. LCD beroperasi seperti katup cahaya, yang memblokade sinar dengan kombinasi elektronik, optik, dan kimia, sehingga tercipta proyeksi gambar. LCOS (Liquid Crystal on Silicon) adalah teknologi hibrid dalam dunia proyektor yang menggabungkan keunggulan LCD dan DLP untuk menghasilkan gambar yang jernih. AISYS (Aspectual Illumination System) adalah teknologi tambahan untuk menghasilkan kontras rasio yang tinggi, mencapai 1000:1. Aspect Ratio juga penting kita ketahui, yaitu rasio antara lebar dan tinggi layar/ gambar. Rasio aspek yang umum adalah 4:3 (standaruntuk TV dan monitor) dan 16:9 (untuk HDTV/DVD yang juga disebut wide-angle). Pahami pula Contrast Ratio.
Ini adalah nilai kemurnian warna pada gambar yang diproyeksi, dan dinyatakan dalam rasio XXX:1. Semakin tinggi rasio kontras, maka warna pun semakin dalam, detil, dan kaya. Rasio kontras rata-rata adalah 400:1 untuk proyektor LCD sedangkan beberapa proyektor DLP memiliki rasio kontras 4000:1. Biasanya diukur dengan dua metode: Full On/Off atau ANSI. Metode Full On/Off umumnya memberikan nilai rasio lebih tinggi ketimbang ANSI. Lens shift biasanya fitur istimewaan dari proyektor high-end atau sepesial untuk model home cinema. Lens shift mempunyai simular efek, efek yang hampir sama dengan 'Keystone correction' kalau tidak efek akan dilakukan secara fisik dengan menyetel sudut lensa proyektor untuk ke pembetulan tampilan. Hal ini adalah metode yang lebih baik dalam menghasilkan tampilan persegi, daripada menggunakan koreksi keystone sebagai koreksi dengan menggunakan Lens shift (lebih baik daripada secara digital) menghasilkan tidak hilangnya kualitas gambar. Urusan kenyamanan, ada Audible Noise Rating, yang berkaitan dengan tingkat kebisingan suara (yang biasanya muncul dari kipas pendingin) saat proyektor digunakan.
Diukur dalam satuan desibel (dB), audible noise pada proyektor berkisar 34-38 dB. Istilah Keystone berkaitan dengan koreksi posisi. Keystone adalah distorsi dari gambar yang diproyeksi, karena letak dari angle proyektor yang kurang pas ke layar. Misalnya, bagian atas lebih lebar dari bawahnya. Fitur Keystone Corrections mampu memperbaiki kondisi tersebut, baik vertikal maupun horizontal.
Setelah memahami semua maksudnya, Anda tentu tak ragu lagi untuk bertanya, bahkan ngobrol panjang lebar dengan penjual saat negosiasi harga. Proyektor impian pun siap Anda boyong pulang.

Sumber: berbagai media.....

DARI OHP KE PROJECTOR DIGITAL

Dari OHP ke Proyektor Digital

Seberapa besar peran yang dulu dipegang OHP kini digantikan oleh proyektor digital canggih? Akankah OHP ditinggalkan para pemakainya? Masih ingat masa-masa jayanya over head projector, yang lebih beken disebut OHP? Pada masa itu, ketika orang menyebut presentasi, terlintas di benak kita suatu perangkat bertubuh tambun, yang di bagian atasnya terbuat dari kaca tebal tembus pandang dan di bawah kaca tersebut terdapat lampu yang menyorot terang menyinari slide atau transparansi berisi materi presentasi. Di atasnya, menggantung kokoh sebuah lensa prisma, yang siap memantulkan dan memperbesar bayangan dari slide presentasi ke tembok ataupun layar. Rumit?
Ah, itu sih belum seberapa jika dibandingkan dengan persiapan materi presentasi itu sendiri. Bayangkan saja, sebelum presentasi, Anda harus mempersiapkan berlembar-lembar transparan, dan Anda harus menuliskan sendiri materi presentasi di atas lembaran transparansi tersebut. Beruntung jika Anda atau sekretaris Anda memiliki tulisan tangan yang bagus. Anda tentunya tidak ingin presentasi Anda ditampilkan dengan tulisan cakar ayam, bukan? Kalau Anda menginginkan tampilan presentasi yang rapi dan atraktif, dan dengan sedikit tambahan biaya, Anda bisa mengetikkan bahan presentasi dengan word processor, mencetak, dan memfotokopikannya ke atas kertas transparan untuk tampilan yang lebih atraktif. Toh, ujung-ujungnya perangkat presentasilah menentukan tampilan presentasi Anda. Sudah barang tentu Anda tidak ingin presentasi yang sudah Anda siapkan matang-matang menjadi buyar hanya gara-gara perangkat presentasi tidak bekerja sesuai harapan Anda. Perangkat Presentasi Ada berbagai jenis perangkat presentasi yang kini beredar di pasaran. Mulai dari OHP, sampai saudara kandung OHP berteknologi lebih canggih, misalnya visualizer, atau proyektor video, mulai dari yang berteknologi tabung (CRT - Cathode Ray Tube) maupun solid state (LCD, DLP, D-ILA, dan LCOS).

Meski kini jarang terlihat, toh OHP masih bisa dibilang memiliki keunggulan, seperti materi presentasi bisa Anda ubah saat itu juga. Atau, bilamana ada masukkan dari audiens, Anda bisa langsung mencantumkannya ke bahan presentasi Anda. Hanya sayangnya, OHP masih memerlukan medium berupa kertas transparan, yang belum tentu bisa menyajikan tampilan visual yang bisa memukau audiens Anda. Ada kalanya Anda ingin menampilkan bahan-bahan presentasi dengan mengutip dari sebuah text book, atau dari dokumen-dokumen lama milik Anda, yang tidak sempat Anda pindahkan ke transparan. Atau, Anda seorang dosen elektronika dan ingin menampilkan suatu obyek tiga dimensi, misalnya sebuah printed circuit board (PCB) ke hadapan mahasiswa Anda, namun Anda tidak sempat memotretnya. Jelas, OHP tidak mungkin melakukan itu semua. Kemudian, muncul perangkat presentasi yang disebut visualizer, atau lebih lengkapnya video visualizer document camera. Perangkat presentasi, yang sebenarnya lebih mirip dengan perangkat imaging capture ini tidak hanya mampu menampilkan transparansi, tetapi juga dokumen-dokumen kertas, obyek-obyek 3D, atau film negatif maupun positif sekalipun. Untuk output-nya, visualizer mampu menampilkan bahan presentasi ke monitor video atau proyektor. Bahkan, untuk beberapa tipe visualizer dari pabrikan tertentu, fungsi-fungsi dari visualizer dan proyektor digabung dalam satu perangkat. Sayangnya, visualizer merupakan perangkat statis, tidak portable, sehingga tidak mudah dibawa ke mana-mana. Jika Anda seorang mobile warrior atau mobile presenter, dan menempatkan tampilan visual yang memukau lebih penting, multimedia projector mungkin menjadi pilihan utama Anda. Dulu, mungkin Anda sudah akrab dengan proyektor CRT, sebuah perangkat proyektor bertubuh tambun berteknologi tabung, lengkap dengan tiga lensa di depannya.
Sudah barang tentu perangkat semacam itu tidak mudah untuk dibawa-bawa, karena beratnya saja bisa mencapai 75 kilogram! Biasanya, penempatan proyektor CRT bersifat permanen, misalnya di ruang-ruang kelas, auditorium maupun di ruang bioskop pribadi. Namun, perkembangan teknologi, terutama teknologi digital yang terus meningkat, proyektor pun mengalami sentuhan digital. Kini, hampir sebagian besar pasar proyektor dikuasai oleh proyektor digital. Mulai dari yang berteknologi LCD (Liquid Crystal Display), DLP (Digital Light Processing), sampai teknologi terbaru yang kini tengah beranjak populer, LCOS (Liquid Crystal on Single Crystal Silicon). Tidak heran, karena proyektor digital ini memang bobotnya relatif ringan, dan harganya pun relatif jauh di bawah proyektor CRT, yakni antara 15.000 sampai 30.000 dolar.
Epson berhasil mengembangkan proyektor super kecil, seukuran kartu pos dan menggunakan sumber cahaya dari light emitting diode (LED). Berukuran 13,8 kali 10,3 centimeter atau lebih kecil dari ukuran kertas A6 dan relatif tipis, proyektor super kecil seberat 500 gram ini nyaman diletakkan di atas permukaan tangan Anda. Selain bentuk yang praktis, sumber cahaya dari LED memiliki kelebihan dibandingkan lampu konvensional. LED menghasilkan persiapan proyeksi cahaya yang singkat, umur yang lebih tahan lama, dan dapat segera dimatikan jika tidak diperlukan lagi. Penggunaan LED sebagai sumber cahaya memang baru digunakan untuk pertama kalinya dalam produk 3LCD ini. Proyektor yang menggunakan teknologi 3LCD memiliki kelebihan dalam pencahayaan dan gambar yang alami sehingga lebih nyaman dilihat. Ini adalah terobosan terbaru dari serangkaian teknologi yang ditanam pada proyektor Epson. Sejak awal Epson menawarkan fitur berbeda dan teknologi yang memberikan nilai tambah produk proyektornya. Epson mengembangkan pula teknologi Crystal Clear Fine (C2 Fine) yang mengubah rasio ketajaman, definisi, dan kualitas gambar sehingga gambar yang diproyeksikan lebih realistis. Home-based entertainment Salah satu elemen yang ikut menentukan kemajuan home-based entertainment ini adalah teknologi tampilan (display) yang tidak pernah berhenti berevolusi. Dalam beberapa tahun terakhir ini kita melihat terobosan penting dalam teknologi proyeksi, termasuk juga teknologi monitor bagi komputer desktop. Sejauh ini kita menganggap bahwa resolusi 1024 x 768 sudah mampu mewakili kebutuhan kita, baik untuk digunakan memainkan digital game di komputer maupun melihat film DVD. Namun, tetap saja ada yang merasa tidak puas dengan resolusi yang selama ini ditawarkan kepada konsumen. Secara lahiriah, kita mempunya inklinasi untuk menyaksikan imej dalam ukuran besar.
Orang-orang suka untuk memerhatikan gambar dan imej yang ada di sekitarnya. Para pemain setia PlayStation 2 atau Xbox buatan Microsoft selalu menginginkan untuk melihat sebuah sistem yang mendekati kenyataan (virtual reality). Sedangkan para penggemar film-film layar lebar selalu bermimpi bisa menghadirkan sinema digital di rumah mereka. Bagi mereka, dan suatu saat juga buat kita, monitor tradisional yang selama ini digunakan akan menjadi tidak berharga lagi. Sekarang ini tenaga komputasi serta tayangan layar lebar sudah tersedia dengan harga yang terjangkau, menjadikan impian ini sebagai sebuah kenyataan. Dan dunia visualisasi digital pun menjadi sebuah cakrawala baru dalam konvergensi teknologi komunikasi informasi. Karakteristik proyektor Masing-masing teknologi proyektor memiliki kelebihan dan kekurangannya. Namun, secara umum, kualitas gambar yang diproyeksikan, apapun teknologinya, sangat tergantung pada karakteristik resolusi, kecerahan, warna dan contrast ratio-nya. Resolusi adalah jumlah pixel yang dapat dihasilkan, yang diekspresikan sebagai resolusi pixel horizontal dan vertikal. Resolusi “sesungguhnya” dari sebuah proyektor adalah jumlah pixel maksimum yang dapat diproyeksikannya. Semakin tinggi tingkat resolusinya, semakin tinggi detil gambar yang dapat ditampilkannya. Kecerahan. Tingkat kecerahan (brightness) adalah ukuran luminansi (atau cahaya yang diterima) yang biasanya diukur dalam satuan ANSI (American National Standard Institute) lumens. Semua proyektor menggunakan sebuah lampu untuk menciptakan cahaya proyeksi. Keefisienan desain proyektor sangat menentukan seberapa besar brightness loss secara internal. Sebuah proyektor berlumens tinggi umumnya berharga lebih tinggi dibandingkan yang berlumens rendah. Ukuran lumens ini juga sangat tergantung pada kebutuhan, misalnya. tingkat kecerahan cahaya di dalam suatu ruang Contrast Ratio. Contrast ratio adalah ukuran perbandingan antara warna hitam dan putih. Tingkat contrast ratio yang tinggi merupakan indikasi mengenai seberapa baik suatu gambar bisa tampil baik di layar proyeksi, khususnya dalam hal kehalusan detil warna. Biasanya diukur dengan dua metoda, Full On/Off dan ANSI.
Jadi, bila Anda hendak membandingkan contrast ratio dua buah proyektor, pastikan keduanya menggunakan metoda yang sama. Umumnya, metoda Full On/Off memberikan nilai contrast ratio yang lebih tinggi dibandingkan ANSI. Sesuai kebutuhan Di pasaran kini banyak dijumpai berbagai jenis proyektor digital dengan berbagai jenis teknologi dan karakteristik yang sangat bervariasi.
Namun, untuk presentasi, orang kini cenderung memilih proyektor digital, karena selain kualitasnya mampu menampilkan gambar yang baik, bobotnya pun ringan, sehingga mudah dibawa. Tidak seperti proyektor CRT yang membutuhkan teknisi trampil untuk men-setting-nya, proyektor digital relatif sangat mudah dioperasikan. Harganya (meski dirasakan masih tinggi untuk ukuran kantong), tetapi masih jauh di bawah proyektor CRT. Bila Anda tetap memutuskan untuk menggunakan OHP?

TENTANG LCD PROJECTOR

Proyektor LCD
Proyektor, Desain & Teknologinya

Tak seperti beberapa tahun lalu, saat proyektor hanya berpelengkapan lensa, lampu penyorot, dan kipas pendingin saja, alat penampil gambar di dinding kini semakin penuh fitur pendukung dan mudah untuk digunakan. Bodinya melangsing, berbeda dan wujudnya sepuluh tahun lalu yang berbobot lebih dari lima kilogram. Bahkan, sekarang Anda bisa menampilkan presentasi tanpa harus terhubung ke PC.
Data presentasi cukup disimpan di peranti simpan portabel saja. Selain kedua fitur tadi, masih banyak lagi teknologi baru sebagai fitur pendukung proyektor. Ada yang terinstal secara built-in, ada pula yang bisa ditambahkan dengan mencolokkan peranti tambahan. Walau demikian, kualitas sorotan tetaplah hal utama yang perlu kita pertimbangkan dari sebuah proyektor.
DESAIN Semakin Mungil Sebagal contoh perkembangan desain proyektor, mari tengok InFocus LP570. Pemroyeksi gambar berteknologi LCD dengan 300 ANSI Lumens, yang dirilis tahun 1996, ini beratnya 8,6 kilogram. Menentengnya ke tempat presentasi tentu sangat menyiksa. Bandingkan dengan InFocus keluaran 2005, seri LP12O. Peranti tenteng mungil ini berkekuatan 1.000 ANSI Lumens, dan hanya memiliki bobot 0,9 kilogram saja. Berkat perkembangan lensa yang semakin mini dan penggunaan bahan plastik untuk bodi serta komponennya, badan peranti menjadi jauh lebih ringan.
Proyektor terkini rata-rata ber-bobot 2 — 3 kilogram. Selain keluaran InFocus tadi, yang kurang dari satu kilogram di antaranya NEC LT2OE dan ASK Proxima M1. Bahkan, Toshiba FF1 hanya berberat setengah kilogram. Tak hanya itu, proyektor DLP dengan 400 ANSI Lumens mi memakai baterai sebagai sumber energi. Modis & Simpel Terwujud atau tidak, prototipe proyektor genggam sudah ada. Bahkan, lebih dan satu prototipe.

Salah satunya adalah hasil pengembangan Upstream Engineering Inc yang berenergi baterai biasa, dan bisa masuk kantong. Meski perkiraan kekuatan cahayanya masih rendah, menurut sang pembuat, cukup bagus dalam memproyeksi gambar. Ini jelas merupakan penanda bahwa wujud proyektor bakal semakin simpel. Lebih dari itu, desainnya juga bisa kian modis. Jika dahulu pemroyeksi cenderung berbentuk kotak dan kaku, bahkan ada yang boleh dibilang “tak keruan” (lihat gambar InFocus LP570), kini proyektor tetap kotak, namun lebih ergonomis. Sudut-sudutnya melengkung. Ada pula yang bergaya futuristik, seperti Optoma DV-10, yang berwujud setengah bundar, agak tambun, namun bertampilan menarik. InFocus pun sebentar lagi menus proyektor khusus untuk home cinema dengan desain bundar. Berbalut warna hitam, sekilas mirip perlengkapan para kru pesawat luar angkasa di film tar Trek. PROYEKSI Tingkat Pencahayaan Besaran pencahayaan atara ANSI Lumens mestinya tetap menjadi pertimbangan utama dalam memilih proyektor. Maklum, nilainya menentukan seberapa terang sorotan.
Proyektor berkekuatan cahaya kecil bukannya tak bisa tajam atau kurang bagus, namun jenis ini akan kesulitan memantulkan cahaya di ruangan yang terang, dan mensyaratkan kamar gelap. Repotnya, jika ruangan gelap, maka peserta presentasi akan kesulitan membaca dan menulis catatan. Semakin terang ruangan, maka kekuatan cahaya harus lebih tinggi.
Teknologi proyektor terbaru kini rata-rata berkekuatan lebih dan 5.000 ANSI Lumens. Salah satunya adalah proyektor Epson Powerlite 8300i dengan kemampuan 5.200 ANSI Lumens. Ada pula yang mencapai 12.000 ANSI Lumens, cocok untuk proyeksi gambar di auditorium dengan cahaya yang terang sekali pun. Teknologi Proyeksi Proyektor LCD dan DLP Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD (Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya memiliki keunggulan tersendiri. Yang LCD paling banyak tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang dibanding jenis DLP. Saturasi warna hasilnya pun lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut ‘chicken wire effect’. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan. Wujud proyektor LCD umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit dead pixel atau pixel mati, yang bakal mengganggu tampilan secara permanen.
Proyektor DLP memiliki kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel dan ringan. Penyebab proyektor LCD bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di dalamnya. Jeroannya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru. Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar. Proyektor LCD teranyar telah dilengkapi optik khusus untuk memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1, atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP. Sistem teknologi DLP berbeda jauh dengan LCD. Teknologi proyeksi digital ini dikembangkan oleh vendor TI bernama Texas Instruments (www.ti.com). Sekarang, sistem ini terbagi dua jenis: satu chip dan tiga chip. Yang banyak beredar di pasaran adalah yang pertama, namun jenis kedua memiliki kualitas proyeksi yang jauh lebih bagus. Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya. Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam sistem. Di dalam peranti, obyek tersebut dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar.

Resolusi Masing-masing proyektor mémiliki resolusi proyeksi yang berbeda-beda. Semakin besar resolusinya, maka ukuran proyeksinya semakin luas. Anda bisa melihat besar proyeksi dengan melihat jenis panel resolusi proyektor tersebut. Umumnya, proyektor terkini memakai jenis panel SVGA, XGA, dan SXGA. Detilnya bisa Anda lihat pada tabel Resolusi. Koreksi Keystone & Aspect Ratio Kedua komponen ini akan terasa sangat penting untuk membuat pantulan gambar di layar lebih nyaman dipandang. Keystoning adalah proses memperbaiki sudut-sudut proyeksi yang kadang melenceng, akibat salah posisi antara proyektor dengan layar. Dahulu, keystoning dilakukan secara manual, dan sungguh sulit. Bahkan, untuk mendapatkan bentuk layar proyeksi yang proporsional, proyektor harus diletakkan jauh dan layar. Teknologi proyektor terkini memungkinkan proses perbaikan hanya dengan menekan satu tombol saja. Ada pula proyektor yang memberikan fasilitas koreksi posisi secara otomatis. Infocus seri LP600 adalah salah satunya. Jika posisi peranti dibalik, misalnya digantung di langit-langit, layar proyeksi secara otomatis membalik gambar obyek. Apa pula aspect ratio? Faktor inilah yang menentukan komposisi panjang dan lebar hasil proyeksi. Ada dua jenis aspect ratio yang sering digunakan: 4:3 dan 16:9. Masing-masing berbeda penggunaan-nya. Aspect ratio 16:9 sangat tepat digunakan untuk menonton film berformat layar lebar, karena Iayarnya akan memanjang secara horizontal. Ukuran 4:3 adalah yang terbaik untuk menayangkan presentasi bisnis. PENDUKUNG Ragam Port Port koneksi di bagian belakang badan proyektor kini semakin banyak jenisnya. Tidak hanya koneksi VGA dan S-Video saja yang tersedia. Koneksi DVI (Digital Video Interface) yang mulai menanjak popularitasnya juga umum berada di sana. DVI merupakan yang tercepat untuk mentransfer data dan video dibanding port koneksi yang ada sekarang. Dengan interface 24 bit digital RGB, teknologi ini mampu memantulkan resolusi komputer 1.600 x 1.200 (UXGA). Koneksi seperti HDCP (High Dependability Computing Project), USB, dan FireWire pun makin sering terlihat. Artinya, jenis peranti yang bisa disambungkan ke proyektor kian banyak. Anda tinggal pilih koneksi yang sesual dengan peranti yang ada. Koneksi Nirkabel Berkat teknologi Wi-Fi, proyektor pun kini bisa tersambung secara nirkabel. Umumnya fasilitas ni belum terinstal secara built-in. Proyektor HP mp3135 adalah salah satu yang menyediakan fasilitas ini. Agar dapat tersambung ke jaringan nirkabel, Anda perlu membeli dan memasangkan kartu nirkabel ke slot yang tersedia. Sebenarnya, ini adalah teknologi yang masih mahal untuk kelas proyektor. Jika ingin yang murah, ada produk lain yang menyediakan koneksi secara kabel, dengan menyediakan port Ethernet di belakangnya. Colokan USB Memproyeksikan gambar tanpa terhubung ke PC atau peranti lain sebenarnya bukan teknologi baru. Berkat koneksi USB, fasilitas ini kembali popular. Hanya dengan mencolokkan USB flash disk saja, presentasi langsung bisa dijalankan. Sekitar pertengahan 1990-an, beberapa merek proyektor pernah menyediakan slot floppy disk/disket dan micro drive ke badan peranti. Namun, karena dianggap tidak efisien, fasilitas ini tidak popular. Koneksi untuk USB flash disk memang menghilangkan fungsi notebook, sehingga peranti bawaan semakin berkurang. Namun, teknologi ini masih memiliki keterbatasan, karena hanya mampu menjalankan slide show dan gambar gambar digital, dan belum mampu menjalankan file presentasi secara langsung. Sebelumnya, file tersebut harus dikonversi menjadi gambar. Touch Screen Masih banyak fitur lain yang tersedia sebenarnya. Salah satu yang menarik adalah fitur Virtual Touch Screen yang ada di NEC WT 615. Ini membuat layar proyeksi seolah touch screen, yang bisa ditulisi dan diklik, seperti halnya layar PDA. Sayang, banyak fitur tambahan pada proyektor yang kurang popular, karena pengguna masih jarang yang memanfaatkannya. Maklum, kualitas sorotan dan ketajaman tetap menjadi pertimbangan yang utama. Untuk Anda, terserah mau pilih yang mana.

Cermat Memilih Proyektor
Ada lima komponen utama yang harus Anda pertimbangkan saat memilih proyektor. 1 Pencahayaan (brightness). Satuan ukurannya ANSI Lumens atau biasanya disebut dengan Lumens saja. Semakin besar Lumens, maka semakin terang gambar yang diproyeksikan. Semakin terang suatu ruangan, maka semakin tinggi tingkat Lumens yang dibutuhkan. Proyektor dengan kekuatan cahaya kecil hanya cocok untuk ruangan yang gelap. Proyektor terkini umumnya menawarkan kemampuan 1.000 sampal 1.200 ANSI Lumens. Jika ingin presentasi semakin nyaman dipandang dan tajam, pilih yang kekuatannya lebih dan itu. 2 Resolusi. Pengukuran resolusi proyektor sama dengan monitor PC. Semakin besar resolusi, tentunya semakin besar ukuran layar dan akan banyak yang bisa ditampilkan. Ukuran 800 x 600 adalah ukuran standar presentasi. Jika ingin memantulkan gambar atau animasi, pilihlah resolusi yang lebih tinggi dari itu. Ada tiga jenis panel resolusi proyektor yang umum tersedia saat ini: SVGA, XGA, dan SXGA. Yang pertama cocok untuk presentasi yang simpel. Untuk presentasi yang lebih kompleks dan layar yang lebih besar, pertimbangkan XGA. Untuk detil yang lebih tajam, pilih yang terakhir. 3 Rasio kontras. Contrast ratio berguna untuk mengukur bagian tergelap dan warna hitam, dan bagian paling terang dan warna putih yang terproyeksikan. Ukuran ini berfungsi untuk memperkirakan tingkat cahaya proyektor untuk semua jenis kondisi cahaya ruangan. Belum ada ukuran standar untuk rasio kontras yang pas, karena nilai kontras yang bagus dan setiap vendor berbeda-beda. Pertimbangkan nilai rasio kontras lebih dan 400:1 untuk mendapatkan detil gambar yang lebih baik. 4 Bobot.
Jika Anda bakal sering membawanya, pilih yang ringan. Kurang dari dua kilogram sudah cukup. Jika hanya untuk disimpan dalam ruangan rapat, yang berat namun berkekuatan tinggi pun sah-sah saja. 5 Fitur Kalau jaringan PC di kantor sudah tanpa kabel, peranti berfasilitas wireless layak dipilih agar ruangan tak lagi ruwet oleh kabel. Sebagai pendukung DVD player, cobalah fasilitas wide screen dengan aspect ratio 16:9.